Sabtu, 28 Februari 2015

1 MAKALAH JENIS-JENIS ORGANISASI KURIKULUM


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Telah kita pahami bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang diperlukan dalam dunia persekolahan/ pendidikan. Tanpa adanya sebuah kurikulum, dipastikan proses pendidikan tidak akan terarah dan tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Kurikulum lebih luas daripada sekedar rencana pembelajaran, tetapi meliputi segala pemahaman atau proses belajar siswa yang direncanakan dan dilaksanakan di bawah bimbingan lembaga pendidikan. Guru akan kesulitan menjabarkan urutan dan cakupan materi pembelajaran yang ditempuhnya, proses pembelajaran yang diselenggarakan, alat/ media yang digunakan, penilaian yang perlu dilakukan, dsb.   Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi kurikulum  itu sendiri. Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahkan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.

Namun demikian, kita menyadari bahwa cara mengorganisasikan kurikulum itu bermacam-macam. Tidak satu cara. Masing-masing cara memiliki kekuatan dan kelemahan.  Sebagai guru atau pendidik, Kita pun berperan sebagai pengembang kurikulum yang perlu memahami dengan baik bagaimana kurikulum diorganisasikan. Oleh karena itu, pada makalah ini penulis akan membahas tentang Pengembangan Kurikulum yang berkaitan dengan Jenis-jenis Organisasi Kurikulum.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian organisasi kurikulum?
2.      Apa saja jenis-jenis organisasi kurikulum?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui pengertian organissai kurikulum.
2.      Mengetahui jenis-jenis organisasi kurikulum.

D.    Metode Penulisan

v  Membaca Buku

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Organisasi Kurikulum

Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang disampaikan kepada peserta didik guna tercapainya  tujuan pendidikan atau pembelajaran yang di tetapkan. Organisasi kurikulum merupakan asas yang sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, sebab menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan disajikan kepada peserta didik dan menentukan peranan pendidik dan peserta didik dalam implementasi kurikulum. Implementasi kurikulum di pengaruhi dan bergantung kepada beberapa factor terutama guru, kepala sekolah, sarana belajar dan orang tua murid. Dengan adanya organisasi kurikulum yang merupakan pola atau desain bahan kurikulum sehingga mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dicapai secara efektif. Setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun praktis.
Organisasi kurikulum sangat terkait dengan pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam kurikulum, sedangkan yang menjadi sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai budaya, nilai social, aspek siswa dan masyarakat, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada beberapa factor yang harus dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum, diantaranya berkaitan dengan ruang lingkup (scope), urutan bahan (sequence), kontinuitas, keseimbangan, dan keterpaduan (integrated).


B.     Jenis - jenis Organisasi Kurikulum

1.      Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (Subject Curriculum).
1)      Mata Pelajaran yang terpisah-pisah (Separated Subject Curriculum).
Bentuk kurikulum ini sudah lama digunakan dalam dunia pendidikan kita hingga sekarang masih banyak dipertahankan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Setiap mata pelajaran disusun secara terpisah satu sama lain dengan waktu yang dibatasi dan dipegang oleh guru baik oleh guru bidang study maupun oleh guru kelas.  Bentuk kurikulum ini memiliki karakeristik yang sangat sederhana dan mudah dilaksanakan, namun tidak selamanya yang dianggap mudah dan sederhana tersebut akan mendukung efektivitas dan efisiensi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan sosial.
Dalam proses pembelajaran bentuk kurikulum ini cenderung aktivitas siswa tidak diperhatikan bahkan diabaikan, karena yang dianggap penting adalah supaya sejumlah informasi sebagai bahan pelajaran dapat diterima dan dihafal oleh siswa. Demikian pula bahan pelajaran yang dipelajari siswa umumnya tidak actual karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. 
Pada kurikulum bentuk ini, bahan atau isi kurikulum disusun dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, misalnya mata pelajaran biologi, geografi, kimia, fisika, sejarah, berhitung dan lain sebagainya. Mata pelajaran tersebut idak berhubungan satu sama lain. Pada pengembangan kurikulum di dalam kelas atau pada kebiasaan belajar mengajar, setiap guru hanya bertanggung jawab pada mata pelajaran yang diberikannya. Kalaupun mata pelajaran itu diberikan oleh guru yang sama, hal ini juga dilaksanakan secara terpisah-pisah. Karena organisasi bahan atau isi kurikulum bepusat pada mata pelajaran secara terpisah-pisah, maka kurikulum ini dinamakan  Separated Subject Curriculum.
Secara fungsional bentuk kurikulum ini mempunyai kekurangan maupun kelebihan.
Kekurangan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah (Separated Subject Curriculum) adalah sebagai beriku :
·         Bahan pelajaran diberikan atau dipelajari secara terpisah-pisah, yang menggambarkan tidak ada hubungannya antara materi satu dengan yang lainnya.
·         Pengabaian persoalan social. Bahan pelajaran yang diberikan atau yang dipelajari siswa tidak bersifat actual dan mengabaikan persoalan sosial, sehingga kurang mempunyai hubungan dengan persoalan-persoalan social yang terjadi. Kritik ini yang paling sering dilontarkan, karena bentuk ini lebih banyak berorientasi pada masa lampau sehingga terabaikannya issue dan konflik social yang sedang berlangsung. Akibatnya kurikulum ini banyak manghasilkan dan menyajikan hal-hal yang bersifat historis dan teoritis dibandingkan dengan hal-hal yang fragmatis fungsional.
·         Proses belajar lebih mengutamakan aktivitas guru, sedangkan siswa cenderung pasif.
·         Gagal untuk mengembangkan kebiasaan berfikir kreatif. Kurikulum ini memberikan tekanan kepada penguasaan kesimpulan hasil pemikiran orang lain bukan penguasaan proses yang memungkinkan siswa mengambil kesimpulan dan membuktikannya sendiri. Inilah yang menyebabkan para siswa tidak lagi berfikir kritis tetapi menghafal fakta, yang kadang-kadang ia sendiri tidak memahaminya.
·         Pengabaian minat dan bakat para pesera didik. Mengingat penyusunan kurikulum diarahkan kepada penguasaan mata pelajaran, maka hanya individu yang mempunyai minat terhadap soal-soal akademis yang menaruh perhatian khusus terhadap kurikulum ini.
Kelebihan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah (Separated Subject Curriculum) adalah sebagai beriku :
·         Sumber bahan pelajaran disediakan dari pusat serta sudah disusun secara sisematis, logis, sederhana, dan mudah dipelajari.
·         Tidak banyak menggunakan metode mengajar yang bervariasi.
·         Guru tidak perlu mengadakan bahan banding karena bahan sudah siap dipakai.

2)      Mata Pelajaran Gabungan (Correlated Curriculum).
Correlated  berasal dari kata correlation yang dalam bahasa Indonesia berarti korelasi yaitu adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya. Pada Correlated Curriculum ini, mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah-pisah. Akan tetapi, mata pelajaran yang memiliki kedekatan atau yang sejenis dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang study (broadfield), misalnya mata pelajaran biologi, kimia, fisika, dikelompokkan menjadi bidang study IPA. Demikian juga dengan mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi, dikelompokkan dalam bidang study IPS. Kurikulum bentuk ini sebagai upaya penggabungan dari mata pelajaran yang terpisah-pisah dengan maksud untuk mengurangi kekurangan yang terdapat dalam mata pelajaran.  Karena dalam pengorganisasian kurikulum secara separated dirasa banyak kelemahannya, maka dicari pengorganisasian dengan cara lain yaitu dengan cara digabungkan atau dikorelasikan dua atau lebih mata pelajaran yang pokok bahasannya atau subpokok bahasannya mempunyai tujuan pembahasan yang sama atau permasalahan yang sama.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pola kurikulum ini. Kekurangannya adalah sebagai berkut :
·         Bahan pelajaran yang diberikan kurang sistematis serta kurang beitu mendalam.
·         Kurang menggunakan bahan pelajaran yang actual yang langsung berhubungan dengan kehidupan nyata pesera didik.
·         Tujuan pembelajaran kadang-kadang kabur karena kompleks.
·         Kurang memperhatikan bakat, minat, dan kebutuhan peserta didik.
·         Tidak semua guru sanggup melaksanakan kurikulum ini karena kurang bisa melakukan dan di sekolah guru tidak dilatih.
·         Apabila prinsip penggabungan belum dipahami, kemungkinan bahan pelajaran yang disampaikan masih erlalu abstrak.
·         Peserta didik kurang mempunyai pengetahuan yang seimbang anaara bidang study untuk setiap bidang study pengetahuan.
·         Kurang ersedianya sarana prasarana.
Kelebihannya adalah sebagai berikut :
·         Bahan bersifat korelasi walau sebatas beberapa mata pelajaran.
·         Memberikan wawasan yang lebih luas dalam lingkup sau bidang study.
·         Menambah minat peserta didik berdasarkan korelasi mata pelajaran yang sejenis.

2.      Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum).
Organisasi kurikulum yang menggunakan model integrated, tidak lagi menampilkan nama-nama mata pelajaran atua bidang study. Belajar berangkat dari suatu pokok masalah yang harus disususn secara menyeluruh untuk dibahas dan dipecahkan dengan melibatkan semua bidang study yang mungkin secara wajar dapat saling membahas. Masalah tersebut kemudian dinamakan tema atau unit. Belajar berdasarkan unit bukan hanya menghafal sejumlah fakta, tetapi juga mencari dan menganalisis faka sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Topic pembahasan ditenmtukan secara demokratis antara peserta didik dengan pendidik. Metode yang digunakan dengan pendekatan sudent centered, problem solving,dan CBSA.
Dalam buku Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum yang ditulis oleh H. Dakir, ia menuliskan bahwa jika Integrated Curriculum dapat dilakukan dengan baik, harapan dari hasil belajar akan mengakibatkan yang bersangkutan dapa tertanam : learn to know, lern to do, lern to live together and learn to be..
Sedangkan menurut Dr. Rusman, M.pd. dalam bukuny Manajemen Kurukulum menyebutkan bahwa, . dengan belajar melalui pemecahan masalah ini diharapkan perkembangan pesera didik tidak hanya terjadi pada segi intelektual saja, tetapi juga seluruh aspek, seperti sikap, emosi, dan keterampilan.
Ada beberapa kekurangan maupun kelebihan dalam kurikulum bentuk ini. Kekurangan kurikulum ini antara lain :
·         Kurikulum dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan guru secara khusus dalam pengembangan kurikulum seperti ini.
·         Guru belum memiliki kemampuan untuk menerapkan kerukulum bentuk ini.
·         Bahan pelajaran tidak disusun secara logis dan sistematis serta tidak bersifat sederhana.
·         Dapat memungkinkan kemampuan yang dicapai pesera didik akan berbeda secara mencolok.
·         Kemungkinan akan memerlukan waktu, biaya, dan tenaga yang banyak dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan pesera didik maupun kelompok.
Sementara itu, kelebihan kurikulum ini antara lain sebagi berikut :
·         Mempelajari bahan pelajaran melalui pemecahan masalah dengan cara memadukan beberapa mata pelajaran secara menyeluruh dalam menyelesaikan suatu topic atau permasalahan.
·         Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang dimilikinya secara individual.
·         Memprakikan nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran.
·         Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan pada pengalaman langsung.
·         Dapat membantu meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat.
Secara ideal hasilnya dalam kurikulum ini dapat memberikan kemampuan peserta didik yang terintegritas yang menggambarkan manusia yang harmonis sesuai dengan kebutuhan masyarakat maupun sesuai dengan tuntutan potensi peserta didik. Masalah yang berkaitan biasanya berkaitan dengan masalah social, pekerjaan, maupun masalah yang sifatnya actual. Dengan demikian, informasi dan kemampuan yang dipelajari peserta didik akan selalu sesuai dengan perkembangan social budaya maupun dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan kurikulum ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat pesera didik.




BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan

Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah ini adalah Organisasi kurikulum merupakan hal yang terpenting dalam mencapai tujuan pendidikan, oleh sebab itu pengorganisasian dalam kurikulum sangat diperlukan dan diharuskan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Melalui organisasi kurikulum ini, guru dan pengelola pendidikan akan memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan cakupan materi, penyajian materi, serta peran guru dan murid dalam  rangkaian pembelajaran. Cara pengembang kurikulum mengorganisasikan kurikulum akan berkaitan pula dengan bentuk atau model kurikulum yang dianutnya.
Ada berbagai pengorganisasian kurikulum, yang isinya mengupas bagaimana bentuk bidang study yang harus disajikan di depan kelas yang konsekuensinya akan diikuti oleh tindakan bagaimana cara memilih bahan ajar dan cara menyajikan sera cara mengevaluasinya. Pada garis besarnya, ada tiga pengorganisasian poko, yaitu: Separate Subject Curriculum, Correlated Curriculum, dan Ingrated Curriculum.

B.     Saran

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, serta masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya pagi para pembaca.




DAFTAR PUSTAKA


Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Rineka Cipta.
Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakara: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. 1988. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo

1 komentar:

Posting Komentar